Wednesday, April 4, 2012

내 여자 손대지마/FF/T-G/CHAPTERED/2

 
Casts   :
  • Ø  Ahn Seo Yoon (안서윤) as Ahn Ji Yoon (안지윤)
  • Ø  No Min Woo (노민우)
  • Ø  Lee Ho Woon (이호원)  
  • Ø  Lee Sun Kyu ()
  • Ø  Yoon Yoo Hyeon (윤유현)
  • Ø  Jo Kwangmin (조광민)
  • Ø  Jo Youngmin (조영민)
  • Ø  G.Na (지나)
  • Ø  K Will (케이 ) as Ahn Jong Geun (안정근)
  • Ø  Yoon Eun Hye (윤은혜)
  • Ø  Ahn Jae Yoon (안재윤)
  • Ø  Ahn Jae Hyeon (안재현)
  • Ø  OCs

Warning        : FREE READ, Abal, Labil, Typo, Alur Gaje, Gajelas, Stuck, Mirip Drakor *Emang iya –‘*
Languange    : Indonesia, English, Korea (Romanization)
Length           : 2 of ?
Rated            : T
Type              : Fictional Drama
Author           : Tatha (안서윤)
B. Readers     : 투입프씨(Tweepssie~), 투입프짱 (Tweepjjang)
Disclaimer     :
All of the casts are mine *ditendang* and also the plots. Even it’s not 100% mine, but it’s real my IMAGINATION :D. This story just fiction so I’m so sorry if there are similar name, place, jobs, styles, and plots.
Attention       :
Don’t take my fanfictorial without any permission and without put all of the credits
Credits                     :
©doreminseo더레민서2012 All of the stories are hers and I’ve got her permission.
안서윤의 팬핔 2011
 
FLASHBACK PART 1
7...8
           Pintu lift terbuka, Joong Su hendak melangkahkan kakinya keluar dari lift, namun baru 2 langkah dia sudah ditabrak oleh gadis berambut tanggung yang tingginya hanya sebahunya.
           “Mian” gadis itu menunduk kemudian menghilang di dalam lift.
           “Apa-apaan, apa dia penghuni baru?”...”Oh.. apa ini miliknya?” ucap Joong Su mengambil benda yang terjatuh di lantai.
END  
 
PART 2 
Jiyoon POV
                  Ah untung aku tak ketinggalan bis sekolah terakhir pagi ini.
#SKIP ~lagi-lagi karena tidak ada moment bagus Jiyoon di bus~
                  “Oh apakah ini tempatnya?”...”Lumayan juga” aku mengedarkan pandanganku ke seluruh wilayah SMA ini. Indah, batinku. Aku melenggangkan kakiku kembali untuk menelusuri SMA ini.
                  Kelasku di mana ya? Haruskah test terlebih dahulu? Dimana tempat layanan informasinya? Pertanyaan itulah yang terus berputar di otakku. Aku tak sengaja lewat di papan pengumuman, dan benar saja ini awal semester harus ada tes resmi untuk itu. Aku segera mencari aula tunggu. Tunggu dulu..tunggu..
                  “Jamkan~ ” ujarku sedikit keras. Sontak semua siswa menatapku bingung. Aku menunduk malu
                  “ah pabo Jiyoonie, Pabo” aku memukul-mukul kepalaku sendiri, aku sungguh mengutuk betapa aku dilahirkan dengan otak pabo, aish.
                  “Ya!” seseorang menahan tanganku untuk memukul kembali kepalaku.
                  “Apa yang kau lakukan? Aku tahu kau mungkin memang bodoh, tapi kau hanya akan menambah kebodohanmu jika terus memukuli kepalamu yang kecil ini” lanjutnya.
                  Perlahan aku mendongakkan kepalaku untuk melihat siapa yang sedang menceramahiku kini. Aku menulusuri tangannya, dan aku melihat wajahnya. Hidungnya yang mancung, garis wajahnya yang tegas, matanya yang sedikit lebih lebar dari orang korea kebanyakan, rambutnya yang modis dengan warna kecoklatan sama denganku dan dia tinggi, sangat tinggi malahan.
                  “K-kau siapa?” tanyaku
-POV END-
Kwangmin POV
                  “K-kau siapa?” tanyanya.
                  Ya Tuhan.. salah apa aku telah menceramahi gadis tak berdosa pagi-pagi begini *author kegirangan*. Lihatlah matanya yang sedang menatap sayu padaku, dia sedikit takut sepertinya. Tunggu dulu, aku belum pernah melihat gadis ini, apa murid baru? Tidak mungkin di semester ganjil seperti ini.
                  “Apakah kau...murid baru?” aku bertanya balik kepadanya.
                  Dia mengangguk, lagi-lagi dengan tatapan sayunya yang membuatku gila.
                  “Itu sakit ” ucapnya perlahan, kedua bola mata kita bertemu. Ya Tuhan aku mungkin sudah gila.
                  “eung?” hanya itu yang dapat kutanyakan.
                  “Tangan sunbae, tanganku sakit” kini dia menatapku dengan sungguh-sungguh. Astaga aku lupa aku masih mencengkram kuat tangannya.
                  “Ah mian, aku lupa. Gwenchana?” tanyaku, dia tidak memperdulikanku dia hanya mengelus-elus pergelangan tangannya yang telah kubuat merah.
                  “Yo bro!” aku tau itu suara siapa
                  “Ya hyung ada apa? ” seruku sambil melambaikan tanganku. Kini orang yang kupanggil hyung datang menghampiri aku dan gadis ini. Dia melirikkan [?] matanya ke arah gadis itu.
                  “Kembar?” tanya gadis itu pada kami setelah melihat hyungku.
                  “Ehm, iya. Tapi aku lebih tampan darinya” hyungku menjawab dengan cengiran khasnya.
                  “dia Jo Youngmin dan aku Jo Kwangmin. Dia lebih tua 6 menit dariku” tak elak akupun memperkenalkan diri padanya.
                  “apakah kalian tahu di mana aula tunggu? Aku harus menjalani test” tanyanya kembali.
                  “Hey nona manis kau lucu sekali. Kami juga harus melakukan tes.” Jawab Youngmin
                  “Ajak dia bersama.” Suruhnya.
                  “apa yang akan kalian lakukan?” dia dengan sigap membentuk lengannya menjadi huruf X.
                  “Aish ayolah lama sekali” Youngmin dengan paksa menariknya, dan aku, aku hanya tertawa melihat hyungku menyiksanya seperti ini.
POV END
#SKIP ~karena hanya ada keheningan di antara mereka bertiga~
Jiyoon POV
                  Ternyata mereka mengajakku ke aula tunggu, hehehe aku kira kenapa *Youngmin: nohkan author pikirannya kotor! Smirk setan*. Aku segera mengambil kursi kosong untuk aku duduki, sedangkan kedua kembar aneh itu duduk bersama teman-temannya. Aku duduk di sebelah tumpukan buku di ujung ruangan, ya untuk saat ini aku memang ingin sendiri, ingin beradaptasi dengan semuanya. Bagaimana kalau aku menelepon Jina? Batinku. Aku segera merogoh sakuku untuk mencari ponsel LG Crystalku. Astaga ponselku! Aku tidak menemukannya di manapun.

-POV END-
Minwoo POV
                  “Minwoo~!” sapa kedua teman kembarku di aula tunggu. Aku segera menghampiri mereka.
                  “Mana Jeongmin?” tanyaku.
                  “Kau masih tidak tau? Diakan sudah pindah.”...”Sekolah ke luar negeri” bisik Kwangmin padaku.
                  “Anak pintar” aku mengedarkan pandanganku ke seluruh sudut di ruangan ini.
                  “Apa kau sedang mencari Sunny? Biasanya juga kau marah-marah karena dia terus mengekorimu.” Goda Youngmin.
                  “Aku hanya memastikan. Kalau dia sudah tidak mengikutiku.” Aku menghentikan pandanganku pada gadis yang sedang sendiri di sebelah tumpukan buku. Dia terlihat sedang mencari sesuatu.
                  “Apa dia anak baru?” tanyaku pada Jotwins.
                  “Ya. Anak baru yang lugu.” Jawab Kwangmin.
                  Tapi sepertinya dia sangat familiar. Apa aku pernah bertemu? Tapi dimana?
*FLASHBACK*
Author POV
7...8
                  Pintu lift terbuka, Minwoo hendak melangkahkan kakinya keluar dari lift, namun baru 2 langkah dia sudah ditabrak oleh gadis berambut tanggung yang tingginya hanya setelinganya.
                  “Mian” gadis itu menunduk kemudian menghilang di dalam lift.
                  “Apa-apaan, apa dia penghuni baru?”...”Oh.. apa ini miliknya?” ucap Minwoo mengambil benda yang terjatuh di lantai.

*END*
                  Ya gadis yang menabrakku tadi pagi! Aku segera menghampirinya.
                  “Inikah yang kau cari?” aku menyerahkan LG Crystal biru kepadanya.
                  “Bagaimana bisa ada padamu? Apa kau mencurinya?” dia menuduhku seenak jidatnya. Apa gadis ini tidak punya sopan santun? Apa dia pikun?
                  “Hey jaga bicaramu! Kau yang menabrakku tadi pagi, hanya mengucapkan maaf lalu pergi. Kalau aku tidak mengambilnya mungkin sudah hancur.” Sargahku.
                  “Ini juga sudah hancur” dia menatap nanar pada ponselnya yang tidak bisa menyala dan sedikit retak itu. “Ya terima kasih telah mengambilkan ponselku dan merusaknya” ucapnya dia kemudian pergi begitu saja meninggalkanku.
                  Apa-apaan ini?! Dasar gadis tidak waras. Seenaknya menuduh “kemudian meninggalkanku” gumamku.

-POV END-
Author POV
                  Minwoo mendengus kesal sembari ia kembali ke kerumunan teman-temannya. Sedangkan Jiyoon, dia sedang menatap nanar ponselnya sambil berkaca-kaca. Minwoo yang tak sengaja melihat pemandangan itu geram dan menghampirinya kembali. Dai menarik paksa Jiyoon ke lorong toilet.
                  “Ya! Aish, kau sudah bertindak seenaknya dan kini membuatku merasa bersalah. Ini!” minwoo memberikan beberapa lembar uang dari dompetnya kepada Jiyoon.
                  “Igeon mwoya?” tanya Jiyoon, masih dengan mata berkaca-kaca.
                  “Untuk mengganti ponselmu, tapi bukan berart—“ kata-kata Minwoo terputus karena tiba-tiba Jiyoon melemparkan uang itu ke wajahnya.
                  “Apa yang kau!” hardik Minwoo
                  Kini Jiyoon menangis dengan kencangnya “Itu bukanlah suatu benda yang dapat kau ganti begitu saja! Kau pikir semua bisa diganti dengan uang!? Mendiang ibukulah yang memberikannya!” sentak Jiyoon.
                  “Baiklah akan kubelikan yang baru dan sama persis, atau apa saja yang kau mau” Minwoo meninggikan nadanya tak terima dibentak oleh gadis yang baru saja dikenalnya.
                  “Kalau begitu apakah kau bisa menggantinya dengan menghidupkan mendiang ibuku kembali?! Aku bertanya apa kau bisa?!” Minwoo hanya terdiam “Dwaesseo! (Lupakan!) aku anggap ini tak pernah terjadi” Jiyoon pergi meninggalkan Minwoo yang masih terdiam. Minwoo menatap siluet Jiyoon dengan tatapan penuh amarah. Braaak! Dia menendang papan pengumuman di sebelahnya.
#SKIP ~karena author takut ditendang Minwoo juga *digampar Tweeps*~
-POV END-
Jiyoon POV
                  Bagaimana bisa anak itu seenaknya saja bicara? Tapi aku juga salah, aku membentaknya. Tapi aku esmosi eh emosi maksudnya *author: ini lagi seriusan ma menn! –‘*, batinku. Aku masih termenung sembari menghapus air mata dengan punggung tanganku.
                  “Ahn Jiyoon-sshi!” pengeras suara itu memanggilku, tampaknya giliranku test sudah tiba.
Aku segera menyusuri jalan dengan lesu menuju ruang test.

-POV END-
Minwoo POV
                Arrghhh!!! Ada apa aku hari ini? Dibuat gila dan bertindak seperti keledai bodoh dihadapan gadis tak berguna itu! Haruskah aku membuat perhitungan dengannya? Menyebalkan!
Aku berjalan menuju aula tunggu kembali, menemui sahabat-sahabatku dengan muka yang sedikit dipaksakan.
                  “Minwoo! Kemana saja? Lihatlah teman baru kami tadi, itu gadis yang tadi kami ceritakan padamu. Dia sedang test.” Ucap Youngmin excited.
                  “Siapa?” tanyaku tidak berselera, duduk diatas box menjauhi mereka adalah keputusan terbaik saat ini. Daripada aku terbawa emosi lagi.
                  Aku menatap layar LCD 26 inch yang terpampang di aula tunggu. Itukan gadis bodoh tadi. Aku menatap wajahnya dengan seksama.
                  “Kau pindahan? Darimana?” tanya Mrs. Song padanya.
                  “Incheon, Yeongguk.” Jawabnya.
                  “Kau terlihat habis menangis.” Tanya Mr. Nam.
                  “Ani, hanya kurang tidur.” Jawabnya kembali.

“Bodoh.” Gumamku “Bukankah kau menangis karena aku” aku kembali menatap layar LCD itu dengan penuh perhatian.
                  “Apa yang akan kau tunjukkan pada kami untuk nilai yang akan terpampang di raportmu semester depan?” tany Mrs. Song kembali.
                  “Aku sedang tidak dalam mood untuk melakukan dance jadi aku rasa aku akan menyanyikan lagu yang sesuai dengan mood ku saat ini. Dan aku minta maaf untuk seseorang yang tadi telah kubentak” ujarnya seraya menunduk dan bergegas menuju ke stand piano.
Maaf? “gadis bodoh ini” sedikit senyum terulas dibibirku
-POV END-
Author POV
                  Jiyoon menghela nafas panjang sebelum dia memulai menyanyi.
“Ini lagu permintaan maafku” gumamnya.
                  Dia kemudian menekan-nekan tuts piano dan membuka mulutnya bernyanyi untuk pertama kalinya di depan banyak orang.
                  There’s a song that inside on my soul
                  It’s the one that I’ve tried to write over and over again
                  I’m awake in the infinite cold
                  But you sing to me over and over and over again
                  So, I lay my head back down
                  And I lift my hands and pray
                  To be only yours, I pray, to be only yours
                  Semuanya mendengarkan Jiyoon bernyanyi dengan seksama. Kwangmin terlihat tersenyum sambil enggan untuk mengalihkan pandangannya pada layar LCD 26 inch itu.
                  I know now you’re my only hope
                  Sing to me the song of the stars
                  Of your galaxy dancing and laughing and laughing again
                  When it feels like my dreams are so far
                  Sing to me of the plans that you have for me over again
                  “Sebenarnya lagu ini dia tujukan pada siapa? Terasa sangat dalam sekali. Aku menangis dibuatnya” ucap salah seorang siswi kepada teman-temannya yang mulai berkaca-kaca.
                  So I lay my head back down
                  And I lift my hands and pray
                  To be only yours, I pray, to be only yours
                  I know now, you’re my only hope
                  I give you my destiny
                  I’m giving you all of me
                  I just want your symphony, singing in all that I am
At the top of my lungs, I’m giving it back
Minwoo tidak mengerjapkan matanya sama sekali. Dia benar-benar terpana pada suara gadis yang telah membuatnya marah di sisi lain dia senang karena lagu itu untuknya.
                  So I lay my head back down
                  And I lift my hands and pray
                  To be only yours, I pray, to be only yours
                  I know now you’re my only hope
                  Dengan berakhirnya lagu itu, Jiyoon menghentikan pula permainan pianonya. Para guru dan seniornya dibuat menangis. Seseorang di ambang pintu ruang test terlihat menyunggingkan senyumannya, “Ahn Jiyoon, malaikatkah?” gumamnya kemudian tak lama kemudian dia pergi.
                  Standing applause itulah yang dilakukan semua orang yang telah melihat penampilan Jiyoon. Jiyoon kemudian membungkukan badannya dan beranjak pergi dari ruangan tersebut.

-POV END-


TBC